Bandungwangi
adalah satu-satunya Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) yang bersifat nirlaba di Indonesia dari dan untuk kepentingan
Pekerja Seks Perempuan (PSP). Sejarah Bandungwangi berawal di tahun 1995
sebagai sebuah kelompok informal PSP yang memiliki kepedulian terhadap
permasalahan kesehatan reproduksi termasuk HIV/AIDS di kalangan PSP. Pada tahun
1999 kelompok ini dilegalkan menjadi sebuah Yayasan sehingga memberi landasan
yang jelas bagi anggotanya untuk bersuara dan membantu PSP lainnya. Hingga saat
ini Bandungwangi selalu berusaha menguatkan kualitas pelayanan yang bisa
diberikan dalam rangka menjawab kebutuhan PSP baik pada tingkat nasional maupun
Jakarta.
Guna memastikan program kerja Bandungwangi dilakukan oleh dan murni untuk kepentingan PSP, seluruh pelaksana harian Bandungwangi adalah perempuan yang memiliki pengalaman bekerja sebagai PSP. Kriteria inti ini adalah kekuatan utama Bandungwangi dalam memastikan pemahaman dan kepedulian yang tinggi serta tulus dalam membantu dan mendampingi para PSP.
Bandungwangi menyadari bahwa untuk berhasil mencapai tujuan dan objektif-objektifnya, Bandungwangi tidak mungkin bekerja sendirian. Oleh karena itu Bandungwangi terus mengembangkan dan menjaga hubungan baik dengan para ahli dan organisasi terkait terutama yang bergerak dalam bidang hak dan kesehatan reproduksi & seksualitas (HKR&S), kesetaraan gender, hak-hak asasi manusia dan pemberdayaan diri.
Program Yayasan Bandung Wangi:
Guna mencapai Visi dan Misinya, Bandungwangi memliki 4 Program Utama yaitu,
1. Penguatan Kapasitas Pekerja Sekerja Seks Perempuan dalam Hak dan Kesehatan Reproduksi & Seksualitas termasuk HIV/AIDS. Berdasarkan pengalaman Bandungwangi dilapangan, dua masalah utama yang dihadapi oleh PSP di Indonesia dan terutama Jakarta adalah terkait dengan Hak dan Kesehatan Reproduksi & Seksualitas (HKR&S) dan kemampuan untuk mengontrol kehidupan diri sendiri.
Dalam hal HKR&S, program-program Bandungwangi terfokus pada pendidikan dan penyebaran informasi bagi PSP yang dilakukan dengan cara,
Catatan: Bulletin yang rutin terbit ini merupakan media edukasi yang penting bagi para PSP untuk meningkatkan pengetahuan & pemahaman seputar HKR&S. Bulletin ini juga merupakan sarana berjejaring, tempat mengeksrepsikan diri dan media untuk saling barbagi dan memberikan “tips” baik terkait HKR&S maupun hal lain yang bermanfaat bagi kehidupan sebagai PSP.
Dalam program ini, Bandungwangi tidak hanya memastikan para PSP memiliki pengetahuan dan ketrampilan HKR&S yang baik. Lebih jauh lagi, Bandungwangi juga memastikan akses yang mudah bagi para PSP untuk mendapatkan pelayanan terkait yang berkualitas.
2. Fasilitasi Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan dan Dukungan Sebaya Diantara PSP.
Besarnya stigma, diskriminasi dan kondisi industri seks yang mengkondisikan tingkat persaingan yang tinggi diantara PSP telah menyebabkan mereka yang bekerja disana kehilangan rasa percaya diri, selalu curiga dan bingung mengahadapi lingkungan yang ada. Pada akhirnya kebanyakan PSP hidup dalam keterasingan emosi, enggan untuk bersosialisasi dengan sesama, merasa frustrasi dan tidak mampu menyuarakan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Menghadapi kondisi tersebut diatas, kegiatan-kegiatan yang dilakukan Bandungwangi adalah Melalui fasilitasi pengembangan dan pengelolaan jejaring diantara PSP. Melalui jajaring yang kuat bukan saja mereka dapat saling berbagi dan saling belajar, tetapi juga saling menguatkan rasa percaya diri dan merobohkan tembok keterasingan mereka. Lebih jauh lagi, melalui jejaring, para PSP akan lebih mudah untuk bekerja sama dan saling memberikan dukungan. Kegiatan-kegiatan dalam program umumnya adalah,
3. Pemberdayaan PSP untuk Mampu Bertahan di Dunia Prostitusi atau Mendapatkan Pekerjaan Lain yang Dirasa Lebih Sesuai.
Hampir semua PSP yang dijangkau dan didampingi langsung oleh Bandungwangi berasal dari kelompok ekonomi menengah bawah dan paling bawah. Umumnya mereka menjadi PSP karena paksaan kemiskinan, lingkungan, atau karena dijual. Namun Bandungwangi menyadari bahwa mungkin ada juga sebagian perempuan yang menjadi PSP karena pilihan hidup dari pilihan-pilihan lain yang dimilikinya. Oleh karena itu Bandungwangi mengembangkan program yang menguatkan mereka untuk mampu bertahan di dunia prostitusi atau alih profesi. Terintegrasi dalam program ini adalah penguatan kemampuan berpikir kritis dalam memandang hidup dan menyusun rencana hidup yang realistis dan sesuai keinginan. Secara rinci kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah,
4. Memastikan Anak Perempuan (dibawah 18 tahun) Keluar dari Dunia Prostitusi Sesegera Mungkin dan Memiliki Bekal Kecakapan, Ketrampilan & Rencana Hidup yang Berkualitas.
Bandungwangi berketetapan bahwa tidak ada anak perempuan (dibwah 18 tahun) untuk alasan apapun dapat bekerja sebagai pekerja seks. Prostitusi sama sekali bukan tempat bagi seorang anak untuk berada didalamnya. Sayangnya mengeluarkan anak-anak perempuan dari dunia prostitusi hampir selalu merupakan hal yang tidak mudah. Walaupun mereka sepertinya terlihat bebas dan dapat keluar masuk dunia prostitusi dengan mudah, tetapi sebenanya sangat banyak jerat-jerat tidak kasat mata yang memerangkap mereka disana. Bahkan pada sebagian besar kasus, orang tua dan saudara terlibat dalam menjerumuskan anak-anak perempuan ini kedalam dunia prosititusi. Sehingga mengembalikan mereka pada orang tua atau wali seringkali bukan merupakan jalan keluar yang bijaksana.
Usaha yang dilakukan oleh Bandungwangi dalam program ini meliputi,
Terintegrasi dalam empat program utama diatas adalah program advokasi berkelanjutan pada para penentu kebijakan dan program terkait di semua level mulai dari nasional hingga tingkat kelurahan. Selain itu, Bandungwangi juga selalu melakukan koordinasi dan menjaga hubungan baik dengan organisasi-organisasi kepemerintahan maupun non-kepemerintahan.
Pelaksana Harian
99% pelaksana harian Bandungwangi adalah perempuan yang memiliki pengalaman bekerja sebagai PSP. Hal ini dilakukan guna memastikan seluruh fokus program adalah murni dari dan untuk kepentingan PSP. Pengecualian hanya berlaku bagi penjaga kantor / keamanan.
Bandungwangi selalu berusaha memastikan bahwa seluruh pelaksana harian Bandungwangi memiliki kapasitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan, Hal ini dilakukan dengan cara mengikutsertakan para pelaksana harian dalam pelatihan, kursus maupun kegiatan belajar sambil bekerja yang sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing.